Di pesisir sebuah pantai, tampak dua anak sedang
berlari-larian, bercanda dan bermain dengan riang gembira. Tiba-tiba,
terdengar pertengkaran sengit di antara mereka. Salah seorang anak yang
bertubuh lebih besar memukul temannya. Anak yang dipukul seketika diam
terpaku. Lalu, dengan mata berkaca-kaca dan raut muka marah menahan
sakit, tanpa berbicara sepatah katapun, dia menulis dengan sebatang
tongkat di atas pasir: "Hari ini temanku telah memukul aku!"
Teman yang lebih besar merasa tidak enak. Ia tersipu malu tetapi tidak
pula berkata apa-apa. Setelah berdiam-diaman beberapa saat.. ya
dasar-anak-anak, mereka segera kembali bermain bersama. Saat lari
berkejaran, karena kurang hati-hati anak yang dipukul tadi terjerumus ke
dalam sebuah lubang (perangkap hewan).
"Aduh! Tolong....Tolong!!" ia berteriak kaget minta bantuan. Temannya
segera menengok ke dalam lubang dan berseru, "Kamu terluka? Jangan
takut, tunggu sebentar, ya! Aku akan segera mencari tali untuk
menolongmu".
Bergegas anak itu berlari mencari tali. Saat dia kembali, dia berteriak
lagi menenangkan sambil mengikatkan tali ke sebatang pohon. "Aku sudah
datang! Talinya akan kuikat ke pohon, sisanya akan kulemparkan ke kamu,
tangkap dan ikatkan di pinggangmu, pegang erat-erat, aku akan menarikmu
keluar dari lubang."
Dengan susah payah, akhirnya teman kecil itu pun berhasil dikeluarkan
dari lubang dengan selamat. Dengan mata berkaca-kaca, dia berkata,
"Terima kasih, sobat!" Kemudian, dia bergegas berlari mencari sebuah
batu karang dan berusaha menulis di atas batu itu, "Hari ini, temanku
telah menyelamatkan aku."
Temannya yang diam-diam mengikuti dari belakang bertanya keheranan,
"Mengapa setelah aku memukulmu, kamu menulis di atas pasir dan setelah
aku menyelamatkanmu, kamu menulis di atas batu?"
Anak yang dipukul itu menjawab sabar, "Setelah kamu memukul, aku
menulis di atas pasir karena kemarahanku terhadap perbuatan buruk yang
kamu perbuat, ingin segera aku hapus, seperti tulisan di atas pasir yang
akan segera terhapus bersama tiupan angin dan sapuan ombak.
Tapi ketika kamu menyelamatkan aku, aku menulis di atas batu karena
perbuatan baikmu itu pantas dikenang dan akan terpatri selamanya di
dalam hatiku. Sekali lagi, terima kasih."
Pembaca yang budiman,
Hidup dengan memikul beban kebencian, kemarahan dan dendam, sungguh
melelahkan. Apalagi bila orang yang kita benci itu tidak sengaja
melakukan bahkan mungkin tidak pernah tahu bahwa dia telah menyakiti
hati kita.. Sungguh ketidakbahagiaan yang sia-sia.
Memang benar: bila setiap kesalahan orang kepada kita dituliskan di
atas pasir (bahkan di udara) maka akan segera berlalu bersama tiupan
angin, sehingga kita tidak perlu kehilangan setiap kesempatan untuk
berbahagia. Sebaliknya: tidak melupakan orang yang pernah menolong kita,
seperti tulisan yang terukir di batu karang. Yang tidak akan pernah
hilang untuk kita kenang selamanya.
Sumber : http://andriewongso.com/
0 komentar:
Posting Komentar