Pada zaman dahulu ada seorang lelaki paruh baya yang senang melakukan perjalanan untuk mencari pengalaman. Dalam hatinya ia hanya memiliki satu pemikiran bahwa semua materi tidak dibawa mati kecuali pengalaman hidup. Hal ini juga memberikan persepsi bahwa dalam hidup tak perlu kerja, tak perlu rutinitas, tak perlu tenggat waktu, hanya hidup.
Di usianya yang menjelang senja, seharusnya ia sudah memiliki keluarga, bekerja untuk menafkahi mereka, dan menyekolahkan anak-anaknya. Namun, lelaki itu tetap bersikukuh dengan dirinya sendiri untuk terus berkelana melintasi negeri-negeri orang. Tak jarang ia hanya mengandalkan kebaikan alam liar untuk memenuhi kebutuhan perut dan dahaganya. Begitulah si musafir yang telah tenggelam oleh mimpi-mimpinya.
Dia juga memiliki keyakinan yang kuat dengan petuah yang berbunyi, "Orang yang kerja keras masih kalah dengan orang yang beruntung," oleh karena itu dia terus berjalan mencari sebuah keberuntungan. Ia sangat meyakini jika suatu hari nanti, ia akan berhasil mencapai impian yang semua orang tidak akan pernah memilikinya. Masalahnya adalah, ia sendiri tidak tahu apa impiannya.
Orang-orang yang ia temui selama ia melakukan perjalanan sering menganggapnya gila karena ia hanya berkelana saja, tanpa tahu harus ke mana dan untuk apa ia berkelana ke sana. Banyak pula yang mencibir dirinya ketika ia mengatakan bahwa ia bisa menggapai impiannya tanpa harus bekerja keras karena ia kerap menyatakan bahwa ia adalah orang yang sangat beruntung. Namun, keadaan tetap saja lebih jujur dari siapa pun. Ia tetap saja orang yang tidak memiliki tujuan dan tetap miskin. Yang ia butuhkan adalah pekerjaan.
Suatu hari dia sadar juga dengan semua tingkah dan kegilaannya. Ia menghentikan langkahnya kemudian ia membatin, "mau sampai kapan aku begini? Sementara usiaku kian bertambah tua, aku butuh pekerjaan, istri dan berumah tangga.”
Akhirnya ia tersadar sesungguhnya apa yang ia lakukan selama ini adalah suatu hal yang sia-sia. Ia hanya mengejar mimpi yang tak pasti tanpa ada usaha yang nyata dari dalam dirinya. Ia mengumpulkan seluruh tekadnya untuk mulai mencari kerja. Ia memulainya dengan menjadi penjual buah-buahan yang ia petik dari hutan, daging rusa yang ia buru, dan beberapa kerajinan kayu yang ia buat sendiri. Kini, ia telah memiliki sebuah rumah dengan ladang biri-biri yang cukup luas.
* * *
Sesungguhnya Anda dikaruniai anggota tubuh yang sempurna dengan tujuan untuk bekerja dan melakukan usaha untuk menggapai impian Anda. Jika Anda memiliki sebuah mimpi besar, ukir impian itu dalam hati Anda dan bulatkan tekad Anda untuk mencapainya. Gunakan seluruh kemampuan Anda dan jangan lupa, manfaatkan anggota tubuh pemberian Tuhan secara maksimal dan bertanggungjawab.
Impian adalah sesuatu yang pasti dimiliki oleh semua orang. Biasanya orang akan disebut sukses jika orang itu telah berhasil mewujudkan impian terbesarnya. banyak cara yang bisa dilakukan untuk mencapai impian itu tanpa harus mematikan kreatifitas seperti yang dilakukan oleh musafir itu. Banyak juga yang hanya terpaku pada impiannya tanpa melakukan apa-apa untuk mweujudkannya. Itu salah besar! Impian bisa saja terwujud, ada juga yang belum terwujud, tetapi roda kehidupan Anda selalu berputar tanpa kenal kata henti.
Maka, jangan tunggu mimpi Anda dan jangan pula menjemputnya dengan tangan yang hampa. Hidupilah mimpi itu hingga pada suatu hari, mimpi yang akan berbalik mengidupi Anda.
Di usianya yang menjelang senja, seharusnya ia sudah memiliki keluarga, bekerja untuk menafkahi mereka, dan menyekolahkan anak-anaknya. Namun, lelaki itu tetap bersikukuh dengan dirinya sendiri untuk terus berkelana melintasi negeri-negeri orang. Tak jarang ia hanya mengandalkan kebaikan alam liar untuk memenuhi kebutuhan perut dan dahaganya. Begitulah si musafir yang telah tenggelam oleh mimpi-mimpinya.
Dia juga memiliki keyakinan yang kuat dengan petuah yang berbunyi, "Orang yang kerja keras masih kalah dengan orang yang beruntung," oleh karena itu dia terus berjalan mencari sebuah keberuntungan. Ia sangat meyakini jika suatu hari nanti, ia akan berhasil mencapai impian yang semua orang tidak akan pernah memilikinya. Masalahnya adalah, ia sendiri tidak tahu apa impiannya.
Orang-orang yang ia temui selama ia melakukan perjalanan sering menganggapnya gila karena ia hanya berkelana saja, tanpa tahu harus ke mana dan untuk apa ia berkelana ke sana. Banyak pula yang mencibir dirinya ketika ia mengatakan bahwa ia bisa menggapai impiannya tanpa harus bekerja keras karena ia kerap menyatakan bahwa ia adalah orang yang sangat beruntung. Namun, keadaan tetap saja lebih jujur dari siapa pun. Ia tetap saja orang yang tidak memiliki tujuan dan tetap miskin. Yang ia butuhkan adalah pekerjaan.
Suatu hari dia sadar juga dengan semua tingkah dan kegilaannya. Ia menghentikan langkahnya kemudian ia membatin, "mau sampai kapan aku begini? Sementara usiaku kian bertambah tua, aku butuh pekerjaan, istri dan berumah tangga.”
Akhirnya ia tersadar sesungguhnya apa yang ia lakukan selama ini adalah suatu hal yang sia-sia. Ia hanya mengejar mimpi yang tak pasti tanpa ada usaha yang nyata dari dalam dirinya. Ia mengumpulkan seluruh tekadnya untuk mulai mencari kerja. Ia memulainya dengan menjadi penjual buah-buahan yang ia petik dari hutan, daging rusa yang ia buru, dan beberapa kerajinan kayu yang ia buat sendiri. Kini, ia telah memiliki sebuah rumah dengan ladang biri-biri yang cukup luas.
* * *
Sesungguhnya Anda dikaruniai anggota tubuh yang sempurna dengan tujuan untuk bekerja dan melakukan usaha untuk menggapai impian Anda. Jika Anda memiliki sebuah mimpi besar, ukir impian itu dalam hati Anda dan bulatkan tekad Anda untuk mencapainya. Gunakan seluruh kemampuan Anda dan jangan lupa, manfaatkan anggota tubuh pemberian Tuhan secara maksimal dan bertanggungjawab.
Impian adalah sesuatu yang pasti dimiliki oleh semua orang. Biasanya orang akan disebut sukses jika orang itu telah berhasil mewujudkan impian terbesarnya. banyak cara yang bisa dilakukan untuk mencapai impian itu tanpa harus mematikan kreatifitas seperti yang dilakukan oleh musafir itu. Banyak juga yang hanya terpaku pada impiannya tanpa melakukan apa-apa untuk mweujudkannya. Itu salah besar! Impian bisa saja terwujud, ada juga yang belum terwujud, tetapi roda kehidupan Anda selalu berputar tanpa kenal kata henti.
Maka, jangan tunggu mimpi Anda dan jangan pula menjemputnya dengan tangan yang hampa. Hidupilah mimpi itu hingga pada suatu hari, mimpi yang akan berbalik mengidupi Anda.



Unknown
Posted in:
0 komentar:
Posting Komentar